Monday, 15 October 2012

BUKANKAH KITA SODARA?

Tahun ini adalah yang ke3 kalinya bagi gue punya temen sekamar, tapi rasanya mendingan sendiri, hahahahahah
why..?

temen sekamar gue pas awal tahun masuk asrama adalah seorang senior yang perhatian pada setiap orang, tapi agak tertutup. jujur gue agak segan sama dia. Belum lama gue kenal sama dia, mungkin hanya diawal masa perkenalan saja hue liat dan berkomunikasi dengannya, setelah itu dia mulai menghilang hingga akhirnya benar-benar menghilang entah untuk alasan apa dia menghilang dari dunia kampus. tapi satu yang gue tahu, setiap keputusan yang diambil memiliki manfaat dan resikonya masing-masing. dengan itu gue berharap apapun keputusannya adalah hal yeng terbaik untuknya. dan terakhir gue denger tentang kabarnya dia bekerja sebagai seorang guru di sebuah sekolah suasta dan menikah bahkan sekarang sudah punya momongan. waaaah,,, semoga selalu bahagia teteh dengan pilihanmu...


Tahun ke3 tinggal diasrama, akhirnya gue punya temen sekamar lagi, i think it will fun...
Dan ya, teman baru di kamar ku ini cukup menyenangkan, ramah, cantik, dan ya asik saat dia bercerita...
Tapi apa, semuanya cuma selingan doang, tak bertahan sampai satu bulan dia pindah dari asrama, entah karena apa?. apa gue kurang baik? apa gue kurang sensitif dengan masalh yng dia hadapi? sorry, tapi gue bukan cinta yang bisa baca pikiran maupun masa lalu orang lain atau mama lorenz yang bisa tahu tentang masa depan, yang gue tahu gue selalu berusaha menjadi teman yang baik, yang bisa diajak berbagi, just it..
maaf kawan kalau selama kita tinggal sekamar ada sikap maupun hal apapun yang membuatmu tak nyaman..
semoga ditempat baru yang kau tinggali dipenuhi kebahagian dan kenyamanan....
'seolah-olah sekamar sama gue itu tak menyenangkan' hahahaahaaah...

Dan ini adalah ke3 kalinya gue punya temen sekamar, tapi entah kenapa diantara kita tak ada komunikasi, seolah hidup di dunianya masing-masing,,,
bahkan posisi meja belajar kitapun saling membelakangi seolah tak mau berbagi, jujur gue sedih kaya gini.
Sering gue mulai pembicaraan yang sederhana dan mungkin basi, yah namanya juga basa-basi,,,
yupz, jawaban yang ku dapat hanya "ya/tidak" itu cukup membuatku bungkam untuk sesaat membiarkan otak ku bekerja mencari tema yang menarik, tapi apa dia tetap acuh seolah gue gak pernah ada dihadapanya...

rasanya gue pengen bilang sama dia " kawan apa yang salah dengan ini, kenapa ko diem aja?" tapi sayangnya tak pernah bisa gue katakan, bukan karena gue takut atau segan tapi lebih ke bersabar untuk beberapa saat lagi. Sampai kapan? entah sampai kapan gue bisa begini,,,

bukan masalah komunikasi saja yang membuat gue terus menjadi orang yang sabar dan tabah, bolehkah gue cerita? elu ngelarang juga gue bakalan tetep cerita...

entah kenapa, gue ngerasa dia gak suka tinggal sekamar ama gue. kenapa gue bisa bilang gitu? yupz, karena sering banget gue dikunci diluar gak bisa masuk kekamar, padahal dia ada di kamar dan gak lagi ganti baju...
dan itu cukup membuat guengerasa, gue pengganggu?

gue bukan orang yang suka ngunci kamar, kenapa? karena kamar gue biasa dikunjungi banyak orang dengan berbagai keperluan, contoh, yang mau ikut ngprint, atau sekedar nyari cemilan haaaaaaa...
sekarang sebagian orang mengeluh karena kamar gue selalu terkunci, hah lucu rasanya saat gue bilang pada mereka " gue aja gak bisa masuk, apa lagi elu..!!!"..

ya tuhan tolong bukakan pintu hatinya untuk ku, untuk sekedar berbagi sebagi sodari seiman...

untuk teman sekamarku yang.....
" apakah kau nyaman dengan keadaan seperti ini? jika ya, aku akan berusaha nyaman dengan ini
apakah kau bahagia sekaamar denganku? jika tidak, kau boleh mencari tempat dan teman yang dapat membuatmu selalu bahagia.
teman bukankah kita sodara, karena kita satu iman, satu tujuan ditempat yang sama, satu atap, bahkan satu kamar.
katakan padaku apa yang harus akulakukan agar adasedikit senyum darimu untukku..."

Thursday, 11 October 2012

AKU MERINDUKANMU SETIAP SAAT


Sore inipun hujan tetap turun seperti sore biasanya, tapi kenapa hujan sore ini terasa memilukan. Membuatku teringat akan kenangan masa kecil. Masa dimana senyuman tak pernah lepas dari bibir ku, tawa selalu terseruak terdengar indah saat ayah menceritakan hal-hal lucu nan penuh petuah. Terasa baru kemarin aku mendengar candaan ayah yang selalu sama namun tetap terdengar lucu setiap mendengarnya.
Teringat saat ayah menggendongku, saat aku terlelap tidur dipangkuan ibu. Aaaaah aku merindukannya, merindukan duduk dipangkuan ibu sambil mendengarkan kisah-kisah jenaka tentang perjuangan dan kehidupan. Ternyata aku benar-benar merindukan masa itu, masa dimana kasih sayang belum aku pahami namun terasa begitu hangat. Ingin rasanya masa itu kembali dengan wujud yang lain, yang lebih hangat dari masa itu.

Kau tahu ayah, saat ini pun, saat aku mengingat masa itu masih terasa hangatnya pelukan ibu, kokohnya punggung ayah saat menggendongku hingga aku merasa aman dibuatnya, tak ada ketakutan yang terlintas saat aku berada diatas punggung ayah.
Ayah, kini dia terlihat begitu tua, rambutnya yang sudah memutih, kulit yang mengeriput, bahkan terkadang tubuhnya susah untuk bergerak karna tulang sendinya terasa ngilu. Ayah yang dulu kekar dengan bahu yang lebar dan otot yang kuat sampai kinipun dia tetap kekar dengan senyumnya yang selalu memberi semangat untuk anak-anaknya dan segala petuah yang menguatkan kembali batin-batin yang melemah diterjang badai kehidupan.

Ayah, aku merindukan mu…..

Merindukan saat kau membelai rambutku dan berkata kau putri ayah yang pintar. “Aku merindukan mu setiap saat” itu yang saat ini ingin aku katakana padamu ayah, agar kau tak perlu berpikir lagi anakku kini jauh. Meski raga tak jumpa bukankah hati kita selalu berbicara? Ayah aku tahu begitu banyak hal yang membuatmu resah saat anak-anak mu mulai beranjak dewasa, aku tahu kau selalu merasa kurang memberikan yang terbaik untuk kami, tapi ayah, aku tak pernah merasa kekurangan apapun darimu karena kau selalu memberi lebih dan yang terbaik untuk ku.

Ayah, aku benar-benar meridukan mu…

Seandainya dengan mudah aku bisa mengatakan nya padamu,,,,,,,,

Ayah rasanya aku tak sanggup lagi untuk tidak menangis saat mengingatmu, ayah biarkan aku menangis, maafkan aku ayah air mata ini tetap mengalir walau ku coba untuk menahanya, seperti meberontak hingga membuat dadaku sesak, maafkan aku yang tak bisa lagi berjanji untuk tidak menangis saat kehidupan menyakitiku, maafkan aku ayah akan janji tetap tegar meski hidup begitu terjal, maafkan aku ayah karena melupakan janji kita, janji menjadi diri yang sebenarnya…
Terima kasih ayah, kau selalu membuatku kuat dan selalu membuatku kembali pada tujuan dan diriku yang sebenranya. Meski saat ini kau tak disampingku, semua tentangmu, mengingat dirimu cukup membuatku kembali tegar…

AIR MATA YANG TERTUNDA

Bunda maafkan aku yang tak menangis saat kepergianmu bukan aku tak sayang, b ukan pula aku tak hancur... Bunda ingatkah engkau, saat kau...